Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » OPINI » Mari Kita Lawan Orang-Orang Oligarki-Kapitalis Dan Monster Kleptokrat-Feodal, Dan Tolaklah Proyek Geothermal.

Mari Kita Lawan Orang-Orang Oligarki-Kapitalis Dan Monster Kleptokrat-Feodal, Dan Tolaklah Proyek Geothermal.

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Jum, 4 Jul 2025
  • visibility 102
  • comment 0 komentar
Kompasflores.Com-Dalam ruang abstrak para pekerja tidak hanya menjadi korban kekerasan kaum kapitalis, tetapi juga oleh sesamanya. Seolah-olah kekerasan itu wajib dipraktikkan dan diwariskan. Kekerasan oleh para pekerja atas para pekerja yang lain memiliki motif yang jelas, dan masih mempertimbangkan dimensi kemanusiaan. Akan tetapi kekerasan oleh kaum kapitalis atas para pekerja tidak dimaksudkan untuk mematikan para pekerja, tetapi untuk mendaruratkan kemanusiaan para pekerja dengan mereduksi para pekerja entah menjadi komoditas, entah menjadi alat produksi, entah menjadi pengendali atas teknologi canggih dalam perusahaan. Kekerasan-kekerasan terorganisasi, struktural dan tersistem yang terjadi ruang abstrak itu hanya bisa diselesaikan di dalam ruang abstrak itu juga.
Karena bisnis ekonomi merupakan bisnis justifikasi tindakan kekerasan atas nama kepentingan akumulasi modal kaum kapitalis yang anonim, maka kekerasan-kekerasan yang dialami korban di ruang abstrak itu sulit diselesaikan di ranah hukum. Supremasi hukum normatif dan kekuasaan negara tidak dapat bertindak secara hukum atas pelaku kekerasan yang anonim.

 

Di ruang abstrak kekerasan-kekerasan yang sulit dikontrol itu seolah-olah mendapat legitimasi dan bebas dari pengontrolan supremasi hukum negara. Jelas bahwa untuk mendapatkan keuntungan ekonomi yang lebih, kaum kapitalis harus merusakkan dan mereduksi kemanusiaan manusia. Dalam arti ini, liberalisasi pasar adalah sebuah gerakan anti-kemanusiaan dan anti-sistem politik yang memperjuangkan kemanusiaan universal, seperti demokrasi yang ditunggangi oleh kepentingan kebebasan, kesetaraan, kemanusiaan, solidaritas dan toleransi.

Wendy Brown dalam bukunya Undoing the Demos: Neoliberalism’s Stealth Revolution (2015:17) menjelaskan:

  • neoliberalism, a peculiar form of reason that configures all aspects of existence in economic terms, is quietly undoing basic elements of democracy. These elements include vocabularies, principles of justice, political cultures, habits of citizenship, practices of rule, and above all, democratic imaginaries… Markets and money are corrupting or degrading democracy, that political institutions and outcomes are increasingly dominated by finance and corporate capital, or that democracy is being replaced by plutocracy—rule by and for the rich.

Di ruang abstrak kaum kapitalis neoliberal, supremasi hukum negara dan demokrasi kehilangan daya gigitnya. Aset-aset manusiawi para pekerja tidak dapat teraktualisasi jika tidak diubah menjadi komoditas. Selama ini sampai kapan pun liberalisasi pasar tidak mengurangi penderitaan dan mengatasi kemiskinan para pekerja, tetapi justru memberbanyak ancaman kematian, penderitaan, risiko, dan bahaya.

Merebut Kembali Ruang Publik

Bagaimana kita melampaui risiko yang ditimbulkan dan direproduksi oleh kaum kapitalis melalui agenda kapitalisasi ruang seperti perampasan ruang hidup dan ruang-ruang publik lainnya, menjadi bisnis pariwisata, dan mencapai kebebasan manusiawi, keadilan sosial, kebaikan bersama dan kesetaraan?

Satu-satunya harapan kita ialah demokrasi. Dalam negara seperti Indonesia yang menganut sistem demokrasi politik dan demokrasi ekonomi sebagaimana yang telah digarisbawahi oleh Mohammad Hata sejak awal 1930-an, segala bentuk ketimpangan sosial ekonomi akibat propaganda liberalisasi pasar harus dihadapi dengan demokrasi. Kekuatan demokrasi ekonomi mesti berperang melawan dan mengendalikan propaganda kapitalisasi ruang.

Demokrasi membuka dan menyediakan peluang-peluang kebebasan, keadilan, perjuangan perikemanusaan, permusyawaratan dan kesetaraan. Negara wajib menjamin dan memperjuangkan nilai-nilai demokrasi melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada masyarakat dan bertujuan demi keadilan seluruh masyarakat Indonesia, bukan malah menunggangi kepentingan plutokrat dan monster kleptokrat-feodal.

“Demokrasi akan menguntungkan demos bila terjadi sinergi antara sistem negara hukum dan masyarakat warga, tetapi jika sinergi itu absen, yang diuntungkan oleh demokrasi bukanlah demos, melainkan hanyalah minoritas yang memiliki akses ke dalam kratos”, yakni para oligark-kapitalis dan monster kleptokrat-feodal (Hardiman, 2013: 70).

Membenahi demokrasi tak cukup hanya terejawantahkan melalui sepremasi hukum normatif dan penegakan hukum secara elitis-biroktratis. Diusahakan pendidikan demokrasi dan kewarganegaraan yang menegaskan bahwa demokrasi lebih berciri kesataraan, keadilan dan kebebasan, dan berpihak pada kemanusiaan. “Demokrasi, lebih tepatnya demokratisasi, adalah upaya melibatkan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan agar tidak ada lagi yang direnggut hak-haknya.” (Anggara Indraswara, 2018), atau demokrasi kebijakan dan pengambilan keputusan demi kebaikan semua warga.

Masyarakat Indonesia dapat “melepaskan diri dari moncong oligark-kapitalis ‘dan monster kleptokrat-feodal’, hendaknya tidak melarikan diri dari demokratisasi, melainkan melanjutkannya, karena kelemahan dan kekurangan demokrasi harus diatasi dengan demokratisasi.” (F. Budi Hardiman, 2013: 71).

Bila selama ini demokrasi kita dikepung dan dibajak oleh liberalisasi pasar – demokrasi seolah-olah membuka ruang liberalisasi pasar melalui propaganda kapitalisasi ruang publik – kita sekarang mesti merebut kembali ruang itu dengan gerakan-gerakan demokrastisasi.

Ketika makin fetis oligark-kapitalis dan monster kleptokrat-feodal terhadap kekayaan melalui perampasan, makin banyak uang yang dibutuhkan untuk memenuhi isi kepala dan perutnya.

Upaya merebut kembali ruang demokratis ini dapat dilakukan dengan konsolidasi ilmiah, dan konsolidasi gerakan sosial anti-kapitalisasi ruang. Konsolidasi gerakan dari bawah yang menolak kebijakan kapitalisasi ruang merupakan komunikasi politik yang berciri demokratis, atau lebih tepatnya agenda dasariah dari proses demokratisasi.

Apabila kita dapat merebut kembali ruang demokrasi, artinya, ruang kehidupan bersama yang bebas emansipatoris dan tanpa diprepresi atau dirampas, peluang untuk mengendalikan dan membajak kebijakan kapitalisasi ruang publik dan masyarakat adat di dalamnya semakin terbuka dan terlegitimasi. Tetapi harus diingat, hanya manusia yang dapat melakukan perlawanan dan penolakan terhadap proyek geothermal di Pulau Flores! Kalau masih manusia, mari kita lawan orang-orang (oligark-kapitalis dan monster kleptokrat-feodal), dan tolaklah proyek geothermal!

*) Melki Deni, Mahasiswa Teologi Di Universidad Pontificia Comillas, Madrid, Spanyol.

Penulis

Dari Flores Untuk Indonesia

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Lewat LPKBJJ dan OSMB, UT Kupang Siapkan Mahasiswa Baru Hadapi Sistem Pendidikan Terbuka

    Lewat LPKBJJ dan OSMB, UT Kupang Siapkan Mahasiswa Baru Hadapi Sistem Pendidikan Terbuka

    • calendar_month Jum, 12 Sep 2025
    • account_circle Dion Damba
    • visibility 93
    • 0Komentar

    BORONG, KOMPASFLORES.COM – Universitas Terbuka (UT) Kupang melalui Sentra Layanan UT (SALUT) Dewantara Borong kembali menyelenggarakan kegiatan Layanan Pendukung Kegiatan Belajar Jarak Jauh (LPKBJJ) dan Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) selama dua hari, mulai Sabtu (6/9/2025) hingga Minggu (7/9/2025). Kegiatan ini menjadi agenda wajib bagi mahasiswa baru UT, termasuk yang berdomisili di Kabupaten Manggarai Timur. […]

  • Sumpah Pemuda atau Sampah Pemuda?  Sebuah Refleksi tentang Krisis Identitas Generasi Digital

    Sumpah Pemuda atau Sampah Pemuda? Sebuah Refleksi tentang Krisis Identitas Generasi Digital

    • calendar_month Sen, 27 Okt 2025
    • account_circle Arjuna Putra
    • visibility 424
    • 0Komentar

    Oleh Wilbertus Grinyon Britanye, Alumni FISIP UNWIRA Kupang KUPANG, KOMPASFLORES.COM – Setiap kali kita memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober, kita seolah diingatkan kembali pada semangat besar anak muda tahun 1928 yang menanggalkan perbedaan suku, agama, dan bahasa demi cita-cita bersama, yaitu Indonesia yang bersatu dan berdaulat. Namun, sembilan puluh tujuh tahun setelah peristiwa […]

  • Pejabat Pembuat Komitmen 3.1 Mengucapkan Hari Kemerdekan Indonesia Yang Ke-80.

    Pejabat Pembuat Komitmen 3.1 Mengucapkan Hari Kemerdekan Indonesia Yang Ke-80.

    • calendar_month Sen, 11 Agu 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 58
    • 0Komentar

    Labuan Bajo,Kompasflores.com-Momen 17 Agustus 2025 menjadi momen penting bagi masyarakat Indonesia, mengingat perjuangan dan pengorbanan yang telah diberikan para pahlawan bangsa. Mereka rela mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan dan kebebasan anak cucunya dari penjajahan. Perayaan hari ulang tahun RI ini dilakukan seluruh masyarakat di Nusantara dengan berbagai cara. Berbagai macam acara juga digelar di […]

  • Kapolres Suryanto Pindah Tugas, Galian C Ilegal Milik Langga Putra Kembali Dibuka; Benarkah Ada Permainan APH?

    Kapolres Suryanto Pindah Tugas, Galian C Ilegal Milik Langga Putra Kembali Dibuka; Benarkah Ada Permainan APH?

    • calendar_month Jum, 1 Agu 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 76
    • 0Komentar

    MANGGARAI TIMUR ,Kompasflores.com-Setelah sempat ditutup karena dinilai ilegal dan meresahkan warga, aktivitas tambang galian C milik CV Langga Putra di hulu Kali Wae Bobo, Kecamatan Borong, kini kembali dibuka. Ironisnya, pembukaan tambang tersebut terjadi tak lama setelah Kapolres Manggarai Timur sebelumnya, AKBP Suryanto, resmi berpindah tugas. Warga pun mulai mempertanyakan: apakah ada permainan aktor penegak […]

  • Kepala Desa Bangka Kuleng DiLaporkan Ke APH Terkait Penyimpangan Penggunaaan Dana Desa.

    Kepala Desa Bangka Kuleng DiLaporkan Ke APH Terkait Penyimpangan Penggunaaan Dana Desa.

    • calendar_month Jum, 8 Agu 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 88
    • 0Komentar

    Borong,Kompasflores.com- warga Desa Bangka Kuleng,Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur (Matim),NTT menyuarakan kekecewaan terhadap kinerja Kepala Desa,Marsel Mohon,Jumat,(08/08/2025) Pasalnya,Mereka menilai banyak Polemiik terkait pengerjaan lapisan penetrasi (Lapen) di Dusun Laci, Desa Bangka Kuleng,kecamatan Lamba Leda selatan terus bergulir. Setelah warga mempersoalkan ketidaksesuaian mutu dan kualitas pengerjaan. Pantauan media ini di lapangan,Lapen yang dibiayai dari […]

  • Pulau Flores

    Krisis Perhatian: Sebab Pokok Krisis Pembebasan

    • calendar_month Sen, 16 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 87
    • 0Komentar

      Melki Deni, S. Fil Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (Sekarang, Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif) Ledalero, NTT, dan sedang belajar teologi di Universidad Pontificia Comillas, Madrid, Spanyol.   Saat ini krisis perhatian kemanusiaan sebagian besar terkait dengan penggunaan ponsel pintar yang berlebihan dan kecanduan online di ruang digital. Di ruang ini, mata dengan cepat […]

expand_less