Borong,Kompasflores.Com-Tim penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Manggarai Timur (Matim) telah memeriksa Benediktus Samsu selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rumah Sakit (RS) Pratama Watu Nggong dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (Alkes) dan fasilitas kesehatan (Faskes).
PPK,Benediktus Samsu pernah diperiksa sebagai saksi dalam dugaan pengadaan fiktif serta mark-up harga alat dan fasilitas kesehatan di RS Pratama Watu Nggong. Namun hingga saat ini, Unit Tipikor Polres Manggarai Timur belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait perkembangan kasus tersebut.
Mantan Kasat Reskrim Polres Manggarai Timur, IPTU Ilham Gesta Rahman, pada September 2024 lalu pernah menyampaikan bahwa pihaknya telah memeriksa sejumlah pihak yang terlibat dalam dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di rumah sakit tersebut. Selain itu, ia bersama anggotanya juga melakukan pengecekan langsung ke lokasi RS Pratama Watu Nggong untuk memastikan alat kesehatan yang ada.
Meski demikian, hingga kini belum ada perkembangan signifikan yang diumumkan ke publik terkait penanganan kasus ini.
Dilansir Media Suaraburuh.Com,dugaan korupsi pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) dan sarana prasarana di Rumah Sakit atau RS Pratama Watu Nggong di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) NTT terendus di publik.
Hal ini mencuat di permukaan publik Matim setelah adanya dugaan penyimpangan data laporan dengan bukti fisik di lapangan yang ditelusuri tim investigasi belakangan ini.
Bahkan yang ditemukan tim investigasi adanya mark up harga barang hingga 50 persen bahkan laporannya fiktif, di mana jumlah barang dalam laporan tidak sesuai dengan bukti fisik di lapangan
Adapun periode pengadaan Alkes dan Fasilitas Kesehatan (Faskes) di RS Pratama Watu Nggong terjadi sejak tahun 2021 hingga 2023.
Berdasarkan hasil investigasi tim beberapa Faskes yang diadakan RS tersebut terjadi pada tahun 2023, seperti Gorden Anti Darah di ruang bersalin 1 dengan harga sebesar Rp 7 Juta dan ruang bersalin 2 dengan harga Rp 25,9 juta.
Selain itu, Gorden Anti Darah di Ruang IGD yang pengadaannya terjadi pada tahun 2023 seharga Rp 18 juta.
Fakta di lapangan menunjukkan barang dibelanjakan tersebut nihil.
Direktur Utama Rumah Sakit Pratama Watu Nggong Dr. Maria Figliana saat dikonfirmasi
mengatakan bahwa pihaknya baru melakukan pengadaan gorden pada Tahun 2024 bukan 2023
Ia juga menjelaskan bahwa jumlah ruangan bersalin yang ada di Rumah Sakit Pratama Watu Nggong cuma satu yang saat ini kondisi kain gordennya belum dipasang.
“Hanya 1 Ruangan bersalin. Pengadaan gorden anti darah baru 2024,” kata Nensi.
Dari penjelasan Dr. Maria dapat disimpulkan bahwa terdapat perbelanjaan fiktif pada Tahun 2023 karena Rumah sakit Pratama watu Nggong baru melakukan pengadaan pada Tahun 2024.
Kami juga mendapatkan data fiktif belanja Alkes pada tahun 2021 yakni tempat tidur dewasa sebanyak 35 unit seharga Rp24.888.000,00/unit dan tempat tidur anak seharga Rp24.523.000,00 sebanyak 15 bermerek robust.
Dalam pengakuan Maria, total keseluruhan jumlah tempat tidur anak dan dewasa berjumlah 30 unit, dengan rincian 8 tempat tidur anak dan 22 unit tempat tidur dewasa.
Penjelasan Maria merujuk pada fakta bahwa terdapat 20 unit belanja fiktif tempat tidur dewasa dan anak-anak yang harganya mencapai puluhan juta rupiah.
Dari data tersebut, total belanja aset untuk Rumah Sakit Pratama Watu Nggong sejak 2021 hingga 2023 senilai Rp16.125.605.615,00.
Sementara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),Benediktus Samsu saat di konfirmasi media ini terkait persoalan tersebut via WhatsApp Minggu,(29/06/2025) enggan di respon dan sepertinya masa bodoh.
Penulis :Dion Damba